LANDASAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
Ada beberapa tinjauan tentang landasan
penggunaan media pembelajaran, antara lain landasasan filosofis, psikologis,
teknologis dan empiris.
Landasan filosofis
Ada suatu pandangan bahwa dengan digunakannya
berbagai jenis media hasil teknologi baru di dalam kelas, akan berakibat proses
pembelajaran yang kurang manusiawi. Dengan kata lain, penerapan teknologi dalam
pembelajaran akan terjadi dehumanisasi. Bukankan dengan adanya berbagai media
pembelajaran justru siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk digunakan media
yang sesuai dengan karakteristik pribadinya? Dengan kata lain siswa dihargai harkat
kemanusiaanya diberi kebebasan untuk menentukan pilhan, baik cara maupun alat
belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian, penerapan teknologi tidak
berarti dehumanisasi. Sebenarnya perbedaan pendapat tersebut tidak perlu
muncul, yang penting bagaimana pandangan guru terhadap siswa dalam proses
pembelajaran. Jika guru menganggap siswa sebagai anak manusia yang memiliki
keprbadian, harga diri, motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang berbeda
dengan yang lain,maka baik menggunaka media hasil teknologi baru atau tidak,
proses pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan pendekatan humanis.
Landasan psikologis
Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya
proses belajar, maka ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan
sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu, persepsi siswa
juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam pemilihan media,
di samping memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar, memahami
makna persepsi serta factor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan
persepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif. Untuk maksud tersebut perlu:
Diadakan pemilihan media yang tepat sehingga
dapat menarik perhatian siswa serta memberikan kejelasan objek yang diamatinya.
Bahan pembelajaran yang kana diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa.
Kajian psikologis menyatakan bahwa anak akan
lebih mudah mempelajarai hal yang konkrit ketimbang yang abstrak. Berkaitan
dengan continuum konkret-abstrak dan kaitannya dengan penggunaan media
pembelajaran, ada beberapa pendapat. Pertama, bahwa dalam proses pembelajaran
hendaknya menggunakan urutan dari belajar dengan gambaran atau film ( iconic representation of experiment)
kemudian ke belajar dengan simbol , yaitu menggunakan kata-kata (symbolic representation). Hal ini
juga berlaku tidak hanya untuk anak, tetapi juga untuk orang dewasa. Kedua,
bahwa sebenarnya nilai dari media terletak pada tingkat realistiknya dalam
proses penanaman konsep, ia membuat jenjang berbagai jenis media mulai yang
paling nyata ke yang paling abstrak. Ketiga, membuat jenjang konkrit-abstrak
dengan dimulai dari siswa yang berpartisipasi dalam pengalaman nyata, kmeudian
menuju siswa sebagai pengamat kejadian nyata, dilanjutkan ke siswa sebagai
pengamat terhadap kejadian yang disajikan dengan media, dan terakhir siswa
sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan symbol. Jenjang konkrit-abstrak
ini ditunjukkan dengan bagan dalam bentuk kerucut pengalaman (cone of experiment).
Landasan
teknologis
Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek
perancangan, pengembangan, penerapan, pengelolaan, [enalaian proses dan sumber
belajar. Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu
yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk
menganalisis maslaha, mencari cara pemecahan, melaksankan, mengevaluasi, dan
mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu
mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan
masalahan dilakukan dalam bentuk: kesatuan komponen-komponen system
pembalajaran yang telah disusun dalm fungsi desain atau seleksi, dan dalam
pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadi system pembelajaran yang
lengkap. Komponen-komponen ini
termasuk pesan, orang, bahan, media, peralatan, teknik dan latar.
Landasan
empiris
Temuan-temuan
penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media
pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar
siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar
dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Siswa
yang memilih tipe belajar visual akan lebih memperoleh keuntungan bila
pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram, video, atua
film. Sementara siswa yang memilih tipe belajar auditif, akan lebih suka
belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru.
Akan kebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika
menggunakan media audio-visual. Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut,
maka pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru,
tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pebelajar,
karakteristik media pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri
Komentar
Posting Komentar